Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengingatkan peserta Ujian
Nasional (UN) 2013 yang dimulai 15 April mendatang, jangan terkecoh
dengan isu beredarnya kunci jawaban UN menyesatkan. Diketahui, peredaran
kunci jawaban UN palsu ini santer di Bandung, Jawa Barat.
Kepala badan standar nasional pendidikan (BSNP), Aman Winatakusuma
menjelaskan, postur UN 2013 yang disiapkan pemerintah sudah semakin
mempersempit kecurangan dalam pelaksanaan UN, baik oleh siswa maupun
oknum-oknum tidak bertanggungjawab.
"Persiapan UN dilakukan secara hati-hati dan tertib dan sudah dimulai
sejak tahun lalu. Baik kisi-kisi soal, naskah sampai pada percetakan dan
distribusi," kata Aman dalam konferensi pers di Kemdikbud, Jumat (5/4).
Menurutnya, pelaksanaan UN 2013 memiliki keunikan dibanding UN
sebelumnya. Contohnya dalam persiapan soal UN yang dibuat 20 variasi di
setiap kelas. Sehingga setiap siswa dalam satu kelas akan mendapat soal
berbeda.
Kemudian sebagai pengaman, lembar soal dan jawaban UN dipasangi barcode
yang berisikan kode yang membedakan antara satu soal dengan soal
lainnya. Kemudian barcode antara lembar soal dan jawaban merupakan satu
kesatuan.
"Artinya ini harus betul hati-hati, jangan sampai tertukar lembar soal
yang satu dengan lembar jawaban yang lain. Kalau siswa mengisi satu set
barcode yang sama tidak ada persoalan. Ini harus dicermati pengawas
juga," jelas Aman.
Dalam pelaksanaan UN tahun ini, ujian untuk reguler dengan kesetaraan
(Paket C) dilakukan pada hari yang sama. Yang membedakan hanya waktu.
Karena UN reguler dimulai jam 7.30 WIB, sedangkan kesetaraan pukul 13.00
WIB.
Sementara itu Ketua Pusat penilaian Pendidikan (Puspendik), Hari Setiadi
menegaskan, adanya perbedaan-perbedaan UN tahun ini dengan UN
sebelumnya lebih ditujukan agar peserta UN lebih konsentrasi belajar,
bukan memikirkan yang lain.
Terkait isu bocornya kunci jawaban UN, Hari mengaku kemungkinannya
sangat kecil. "Kalaupun bocor, akan sulit bagi pembocor mencari peserta
UN yang cocok barcodenya. Jadi jangan sampai akibat isu bocor ini
membuat peserta UN terkecoh, disesatkan," tegasnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar